2 Nov 2012

PERJALANAN LUAR BIASA


dahulu

Suatu ketika, malam 27 Rajab, Rasulullah Muhammad saw sedang bertafakur di masjidil Haram. Saat itu Rasulullah saw sedang menjalani 11 tahun masa kenabiannya.

Kondisi perjuangan Islam sedang dalam masa-masa paling sulit. Umat Islam diboikot oleh kaum Ouraisy. Perdagangan dan berbagai interaksi sosial ekonomi umat Islam diisolasi dan sangat dibatasi. Dalam kondisi seperti itu, paman dan istri Rasulullah saw sebagai orang-orang yang sangat gigih mendukung perjuangan Nabi pun 'dipanggil', diwafatkan oleh Allah SWT, meninggalkan Rasulullah. Nabi benar benar dalam kondisi jiwa yang sangat tertekan.

Di saat-saat seperti itu Rasulullah saw lantas meningkatkan dzikir dan tafakurnya kepada Allah, Sang Maha Perkasa dan Maha Menyayangi. Beliau banyak melakukan perenungan di masjidil Haram. Seperti yang sering beliau lakukan di Gua Hira' saat-saat sebelum masa kenabiannya, menjelang memperoleh wahyu pertama.

Maka, ketika malam semakin larut mendekati tengah malam, suasana masjidil Haram semakin sepi dan lengang. Rasulullah saw mencapai puncak kekhusyukannya.

Tiba-tiba muncullah malaikat Jibril dari ufuk yang tinggi. Badan Jibril memenuhi horizon penglihatan Nabi (QS. 53 : 5-11). Jibril terus mendekati Nabi sampai jarak sekitar satu busur anak panah atau lebih dekat lagi. (Begitulah cara Jibril memperlihatkan diri aslinya kepada Nabi dalam menyampaikan wahyu dari Allah).

Setelah dekat, Jibril menyampaikan perintah Allah, bahwa ia disuruh untuk mengajak Rasulullah melakukan perjalanan luar biasa, yang kemudian kita kenal sebagai Isra'Mi'raj.

Rasulullah saw, lantas diajak oleh Jibril menuju sumur Zam-zam, yang terletak tidak jauh dari situ, untuk mensucikan dirinya, sebelum berangkat. Dalam berbagai kisah digambarkan 'hati' Rasulullah saw disucikan oleh malaikat Jibril menggunakan air Zam-zam, sebagai persiapan untuk melakukan perjalanan 'menuju' Allah itu.

Setelah itu, melesatlah mereka berdua dengan menggunakan Buraq (makhluk cahaya) menuju ke Palestina yang berjarak sekitar 1500 km dari Mekkah. Mereka menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk ukuran orang pada waktu itu hanya dalam waktu setengah malam.

Mestinya, menggunakan unta atau kuda memerlukan waktu berbulan-bulan. Apalagi, selain ke Palestina Rasulullah saw juga melakukan perjalanan ke langit ke tujuh. Dan ternyata, sebelum subuh, Rasulullah saw sudah balik berada di Mekkah lagi.

Tentu saja, berita ini sangat menggemparkan masyarakat pada waktu itu. Bukan hanya orang-orang kafir yang mencemoohkan Nabi, tapi sebagian umat Islam pun sempat dihinggapi oleh keraguan.

Ada 2 hal yang kontradiktif. Yang pertama, Rasulullah saw bercerita bahwa beliau telah melakukan perjalanan sejauh itu hanya dalam waktu setengah malam. Hal ini tentu saja tidak bisa diterima oleh mereka yang mendengarnya. Tapi, yang kedua, Muhammad dikenal sebagai orang yang tidak pernah berbohong sejak kecil, sehingga dijuluki Al Amin. Mestinya, kabar yang ia sampaikan itu juga bukan berita bohong.


Maka, berita itu pun menggemparkan masyarakat Mekkah. Termasuk para sahabat. Mereka terpecah dalam 3 golongan besar. Yang pertama, adalah mereka yang mencemoohkan. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang kafir. Untuk menghindari kontradiksi diatas bahwa Muhammad tidak pernah berbohong mereka pun mengembuskan berita bahwa Muhammad telah gila. Dan mereka pun menjadikan berita itu sebagai bahan cemoohan dan ejekan. Orang-orang kafir memperoleh 'amunisi' baru untuk memojokkan perjuangan Rasulullah.

Kelompok kedua, adalah mereka yang ragu-ragu. Dalam kelompok ini ada orang-orang kafir dan ada pula orang-orang Islam. Mereka terbawa oleh suasana kontradiksi di atas. Mau percaya, kok berita itu tidak masuk akal. Tapi, mau nggak percaya, Muhammad itu kan tidak pernah berbohong. Maka, mereka pun ragu-ragu.

Kelompok yang ketiga, adalah mereka yang begitu yakin akan keRasulan Muhammad. Di antaranya yang menonjol adalah Abu Bakar Ash shiddid. Mereka meyakini sepenuhnya, bahwa yang diucapkan Rasulullah saw pasti benar adanya. Perjalanan yang kontroversial itu pun bagi mereka justru meningkatkan keyakinannya bahwa beliau benar-benar utusan Allah.

Nah, ketiga golongan tersebut ternyata bukan hanya ada pada zaman itu, melainkan terbawa sepanjang sejarah perkembangan Islam. Sampai kini pun, ada orang-orang yang tidak percaya, yang ragu-ragu dan yang langsung beriman, meskipun tidak tahu penjelasannya.

Untuk itu, dalam diskusi kali ini saya ingin ikut ‘urun rembug’ dalam wacana yang sudah berusia hampir 1.500 tahun tersebut. Saya ingin mengatakan bahwa peristiwa yang kontroversial tersebut sebenarnya bisa diurai dengan menggunakan logika-logika modern, tanpa harus mengorbankan keimanan kita. Bahkan akan semakin menegaskan betapa Maha Perkasa Allah, Sang Penguasa Alam semesta ini.

Pembahasan Isra' Mi'raj dalam diskusi kali ini saya bagi dalam dua etape. Etape pertama adalah perjalanan dari Mekkah ke Palestina, yang dikenal sebagai ISRA'. Sedangkan etape kedua, dari Palestina ke langit ketujuh, yang kita sebut sebagai MI'RAJ. Kedua pembahasan itu saya uraikan secara berurutan.

10 Jan 2011

KAUTAMANING LAKU

1. Wong eling ing ngelmu sarak dalil sinung kamurahaning Pangeran.
2. Wong amrih rahayuning sesaminira, sinung ayating Pangeran.
3. Angrawuhana ngelmu gaib, nanging aja tingal ngelmu sarak, iku paraboting urip kang utama.
4. Aja kurang pamariksanira lan den agung pangapunira.
5. Agawe kabecikan marang sesaminira tumitah, agawea sukaning manahe sesamaning jalma.
6. Aja duwe rumangsa bener sarta becik, rumangsa ala sarta luput, den agung, panalangsanira ing Pangeran Kang Maha Mulya, lamun sira ngrasa bener lawan becik, ginantungan bebenduning Pangeran.
7. Angenakena sarira, angayem-ayema nalarira, aja anggrangsang samubarang kang sinedya, den prayitna barang karya.
8. Elinga marang Kang Murbeng Jagad, aja pegat rina lan wengi.
9. Atapaa geniara, tegese den teguh yen krungu ujar ala.
10. Atapaa banyuara, tegese ngeli, basa ngeli iku nurut saujaring liyan, datan nyulayani.
11. Tapa ngluwat, tegese mendhem atine aja ngatonake kabecikane dhewe.
12. Aprang Sabilillah, tegese prang sabil iku, sajroning jajanira priyangga ana prang Bratayudha, prang ati ala lan ati becik

30 Des 2010

Logika dalam Agama = Kebenaran Spiritual ?!

Logika dalam Agama  = Kebenaran Spiritual ?!

Memahami kebenaran spiritual adalah dengan pengetahuan spiritual itu sendiri, sebelum kita lanjutkan pembahasan lebih lanjut coba kita simak pertanyaan  yang paling mendasar  tentang pengetahuan itu sendiri  karena bagaimanapun ini perlu.
Apa yang di maksud dengan punya pengetahuan?
Bagaimana kita mengetahui sesuatu itu?
Dari mana kita mengetahuinya?
Kenapa kita bisa yakin bahwa pengetahuan kita itu benar?
Apa saja yang dapat kita ketahui?
Bagaimanakah watak pengetahuan itu?
Apakah benar-benar ada dunia di luar fikiran kita ?
Dan,
kalau ada, dapatkah kita mengetahuinya?
Untuk menjawab atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang dibahas oleh filsafat ilmu atau epistemologi. Epistemologi sendiri artinya ilmu (logos) tentang pengetahuan (epistem).
Filsafat ilmu ini adalah sangat penting dan perlu difahami sebelum kita menerima suatu kebenaran. Kita tentu yakin bahwa yang namanya kebenaran pasti bersifat absolut dan universal (umum).
Sebagai contoh adalah Agama misalnya, oleh manusia difahami  sebagai  suatu  kebenaran  mutlak. Tetapi  pada  faktanya: kenapa begitu banyak agama, yang antara satu dan yang lainnya malah ada didalam lingkaran yang bertentangan ? Kenapa tidak hanya satu saja, bukankah kebenaran itu bersifat absolut dan universal?  Bahkan dalam suatu agama yang sama masih juga timbul lagi friksi-friksi yang menimbulkan berbagai macam aliran dalam agama yang sama, yang masing-masing mengklaim diri sebagai pembawa risalah kebenaran sejati dan pewaris tunggal atas istana kerajaan sorga?
Lantas bagaimanakah kita dapat menerangkan friksi dan perbedaan seperti itu? Maka disinilah diperlukan dan pentingnya semua orang, terutama para pencari kebenaran, untuk mempelajari filsafat ilmu. Karena kebenaran itu sendiri nantinya ternyata sangat ditentukan oleh filsafat ilmu yang dianut oleh orang itu. Artinya, dengan objek amatan yang sama, tetapi karena filsafat ilmunya berbeda, maka ‘kebenaran’ yang diperolehnya juga bisa–bahkan kemungkinan besar–berbeda.
Islam, sebagai salah satu agama, tidak saja mengklaim diri sebagai kebenaran, tapi sekaligus menawarkan epistemologinya sendiri untuk sampai kepada kebenaran yang dimaksud. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini akan dilakukan juga oleh agama-agama lain. Sehingga, sebenarnya atau sejatinya, sebelum sampai kepada kebenaran yang dipromosikan atau disampaikan  oleh masing-masing agama, maka sepatutnya epistemologi yang ditawarkan agama-agama tersebutlah yang terlebih dulu harus dicermati.
Bisa juga dikatakan bahwa mereka yang menganut suatu agama tertentu tanpa melewati prosedur epistemologi yang ditawarkan agama yang bersangkutan adalah orang-orang yang melakukan taklid buta. Taklid buta cenderung bersifat doktriner dan dogmatis.
Untuk memahami Epistemologi diperlukan kaidah-kaidah berfikir yang dinamakan logika yang memiliki subyek-subyek akal rasional. Tanpa menggunakan logika  dan tidak mempercayai akan kebenaran logika menjadikan Agama tidak akan pernah ada.
Coba kita renungi  sebuah contoh  ungkapan berikut: 
Ada sebuah ungkapan, terkenal dari tokoh besar di dunia Islam, Ibn Taimiyyah, yang arti harfiahnya “Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir.”  demikian ungkapan tersebut. Apakah sikap seperti ini dapat dibenarkan?
Ataukah memang mutlak salah?
Apa implikasi jika sikap seperti ini dibenarkan?
Dan apa pula konsekuensinya jika ia mutlak salah?
Ataukah sikap seperti ini relatif, bisa benar sekaligus bisa salah secara bersamaan
Dan apa-kah konsekuensinya jika kebenaran sikap seperti ini relatif?
Seperti kita ketahui bahwa Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. Subyeknya akal-akal rasional. Obyeknya adalah proposisi bahasa. Proposisi bahasa yang mencerminkan realitas, apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran.
Kaidah-kaidah berfikir dalam logika bersifat niscaya atau mesti.
Penolakan terhadap kaidah berfikir ini adalah mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula dalam semua khayalan atau “angan-angan” yang mungkin (all possible intelligebles).  
Contohnya, sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama dengan yang bukan dirinya.
Prinsip berfikir ini telah tertanam secara niscaya sejak manusia lahir. Tertanam secara kodrati dan  spontan. Dan selalu hadir kapan saja fikiran digunakan. Dan ini harus selalu diterima kapan saja realitas apapun dipahami.  Bahkan, lebih jauh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari watak niscaya seluruh yang maujud (the very property of being). Tidak mengakui prinsip ini, yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan menghancurkan seluruh kebenaran dalam alam bahasa maupun dalam semua alam lain. Tidak menerimanya berarti meruntuhkan seluruh arsitektur bangunan agama, filsafat, sains dan teknologi, dan seluruh pengetahuan manusia. 
Maka sebagai contoh ungkapan dari ‘Ibn Taimiyyah’ di atas, jika misal pernyataan itu benar, maka menggunakan kaidah logika adalah salah. Karena menggunakan kaidah logika salah, maka prinsip non-kontradiksi salah. Kalau prinsip non-kontradiksi salah. Artinya seluruh kebenaran tiada bermakna, tidak bisa dibenarkan ataupun disalahkan, atau bisa dibenarkan dan disalahkan sekaligus.
Kalau seluruh keberadaan tidak bermakna, maka pernyataan itu sendiri “Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir” juga naif. Tak bermakna. Tak juga perlu dipikirkan.
Menerima kebenaran pernyataan beliau tersebut sama saja dengan mengkafirkan beliau. Karena jika pernyataan tersebut benar, maka untuk membenarkannya telah digunakan kaidah logika. Dan karena beliau telah menggunakan kaidah logika, menurut pernyataan-nya sendiri beliau kafir.
Jadi sebaiknya pernyataan pengkafiran orang yang menggunakan logika ini benar-benar ditolak. Pernyataan ini salah. Dan sangat Salah. Dan mustahil benar. Karena kalau benar, semua orang yang berfikir benar kafir. Dan ini mustahil.
Dilihat dari segi pandangan umum, Islam jelas menentang adanya relativisme Kebenaran. Dalam Islam yang benar pasti benar dan tidak mungkin salah. Sedang yang salah pasti salah dan tak mungkin benar.
Dalam dunia dikenali adanya golongan relativis kebenaran yang disebut sufastaiyyah. Golongan relativis kebenaran ini merupakan pewaris mazhab pemikiran sophisme, yang bermula pada abad ke-5 dan ke-4 SM di Yunani melalui pemikiran Protagoras, Hippias, Prodicus, Giorgias dan lain-lain.
Beberapa pemikiran menyataakan bahwa Akidah Islam jelas menentang keras sikap golongan sufastaiyyah ini. Bagi golongan sufastaiyyah, benar itu bisa salah dan salah itu bisa benar. Bagi golongan shopisme Yunani, semua yang jelas-jelas ada ini dianggap tidak memiliki keberadaan. Jadi ada dan tiada sama saja. Bagi golongan positivis pasca- Renaisance, semua yang tidak bisa diukur tidak bisa ditentukan benar salahnya. Bagi pengikut Marx dan Hegel, kontradiksi bukan saja mungkin terjadi, tapi menjadi arah gerakan alam yang sering disebut sebagai dialektika Hegel. Bagi golongan relativis pasca-modern, yang mendasarkan pemikirannya pada permainan bahasa (language games) seperti diungkapkan Wittgenstein ataupun Russel setiap proposisi adalah bahasa, dan setiap bahasa nilai kebenarannya relatif, karena itu setiap kebenaran itu relatif.
Adapun sufastaiyyah, misalnya sama. Menghancurkan kaidah dasar logika. Yaitu prinsip non-kontradiksi. Hanya Protagoras meniadakannya dalam tingkatan ada-tidaknya segala sesuatu, para positivis meniadakannya pada tingkatan hal yang tidak bisa diindra, Marx dan Hegel meniadakannya sebagai watak umum segala yang maujud, dan Wittgenstein maupun Russel menghilangkan otoritas fikiran untuk menerapkan kaidahnya kepada alam di luar fikiran. Hasilnya sama. Runtuhnya seluruh bangunan pengetahuan manusia. Runtuhnya suatu bangunan keyakinan manusia. Bahkan keyakinan tentang adanya dirinya sendiri !
Ini mustahil !! dan Na’uudzubihi min dzaalik. 
Penerapan kaidah-kaidah berfikir yang benar telah menghantarkan para filosof (pecinta kebijaksanaan) besar pada keyakinan yang pasti akan keberadaan Tuhan. Socrates dengan The Most Beauty - nya. Plato dengan archetype -nya. Aristoteles dengan prime-mover-nya.. ‘Ibn Arabi dengan al-jam’u bainal-‘addaad (coincindentia in oppositorium) nya. Suhrawardi dengan Nur-i-qahir nya. Mulla Shadra dan Mulla Hadi Sabzavary dengan Al-Wujud Al-Muthlaq-nya.
Jelas-jelas penerapan logika bagi mereka tidak menentang agama. Malah sebaliknya, me-real-kan agama sampai ke seluruh pori-pori rohaninya yang mungkin. Atau dengan kata lain, mencapai hakikat.
Dalam dialog terakhir Socrates, digambarkan betapa figur filsuf ini mati tersenyum setelah menyebut nama Tuhan sebelum akhir hayatnya.
Tentang Aristoteles, sebuah riwayat menyatakan bahwa ia adalah seorang nabi yang didustakan ummatnya.
Tentang ‘Ibn ‘Arabi, tidak ada yang menyangsikan bahwa dia sebagai salah seorang sufi terbesar sepanjang sejarah dengan tak terhitung pengalaman ruhani yang tertulis di kurang lebih 700 kitabnya.
Sedang Mulla Shadra, tujuh kali haji ke Mekkah dengan berjalan dari Qum (
Iran) hanya untuk memenuhi panggilan kekasih-Nya.
Alih-alih logika menentang agama, malah logika adalah kendaraan “super-executive” untuk mencapai hakikat kebenaran spiritual. Dan sekali lagi alih-alih logika menentang agama, tanpa logika agama tak-kan dapat terpahami.
Jadi apakah  Logika dalam Agama = kebenaran spiritual ?!
Wallohu a’lam  
maturnuwun

16 Des 2010

Untuk calon istriku

Ukhti....
Jikalau tiba saatnya bertemu...
bersabarlah dikau dengan kekuranganku....
bersabarlah dikau dengan apa yang tampak sekilas....
sesungguhnya aku ini hanyalah seseorang anak adam yang biasa-biasa saja....
yang biasa dipandang sebelah mata....

Ukhti....
Jika Allah memang memilihku tuk mendampingimu....
Kumohon....
Hendaklah dikau selalu mengingatkan diriku ini yang lemah ini....
Yang mungkin menelantarkan hak-hakmu....
Yang mungkin lupa diri dan tak tau diri....
Yang mungkin lupa akan kewajibanku ini....

Ukhti....
Terimalah salamku ini....
Jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya ukhti....
Berimanlah pada Allah swt....
dan bertakwalah pada Allah....
Patuhilah Allah dan Rasulnya....

Ukhti....
Ingatlah.....
Sesungguhnya Allah swt. bersama orang-orang yang sabar....
Jikalau bukan takdir kita untuk bertemu....
Doaku semoga Allah mempertemukanmu dengan Ikhwan yang lebih baik dariku....
Yang akan membahagiakanmu di dunia dan membimbingmu menuju kebahagiaan akhirat....

dongo

Yaﷲ mugi ngapunten panjenengan ing dosa kulo, mugi njembaraken panjenengan wonten ing

griyo kulo, lan mugi paring berkah panjenengan dateng rizki kulo.

Yaﷲ mugi paring karidhoan dateng kulo kanti putusan panjenengan, lan mugi paring berkah panjenengan dateng kulo, tumprap barang kang sampun kapesti, ngantos kulo boten pengin ngacoaken barang kang sampun panjenengan unduraken, & mboten ngunduraken barang kang sampun panjenengan laksanaaken.

Yaﷲ kulo nyuwun pangreksa saking prihatin lan susah, kulo nyuwun pangerksa saking apes lan kesed, & kulo nyuwun pangreksa saking sifat jireh lan medit, & kulo nyuwun pangreksa saking kathahipun utang-piutang saha saking pamaksanipun para kaum dholim.

Yaﷲ kulo nyuwun slametipun agami, nyuwun kuwasanipun jazat, tambahipun pangertos, berkahipun rizki, kulo kapok sakderenge pejah, nyuwun rahmat wekdal pejah lan nyuwun pangapunten sasampunipun pejah.

Duh pangeran kulo. Mugi empun mlengpengaken manah kulo sasampunipun pinaringan pituduh lan mugi paring rohmat dateng kulo, sajektosipun panjenegan punika zat ingkang agung peparingipun

Yaﷲ mugi ngapunten panjengan ing sedoyo kalepatan kulo, lan kabodoan kulo, leluwihanipun sedaya perkawis kula, lan mugi ngapunten dateng sedaya perkawis ingkang panjenengan langkung pirsa katimbang kulo, mugi ngapunten dateng sedaya perkawis kulo ingkang kulo senaja. Sedaya punika wonten kulo.

Yaﷲ mugi dadosaken panjenengan ing nur wonten ing manah kulo, nur wonten ing kubur kulo, nur wonten ing pamireng kulo, nur wonten ing paningal kulo, nur wonten ing rambut kulo, nur wonten ing kulit kulo, nur wonten ing daging kulo, nur wonten ing ngajeng kulo, nur wonten ingwingking kulo, nur wonten ing tengen kulo, nur wonten ing kiwo kulo, nur wonten ing nginggil kulo, nur wonten ing ngandap kulo, kanthi rahmat panjenengan , duh zat ingkang maha welas

Yaﷲ mugi ngreksa panjenengan dateng kulo saking susah, pejah, cilaka lan saking awone

pesten, ugi saking geguyune para mungsuh.

Duh pangeran kulo, mugi panjenengan njembaraken dada kulo lan mugi gampilaken panjenengan ing perkawis kulo lan mugi ngudari bundele lisan kulo supados sedaya ingkang mireng sami mangertos dateng pangucap kulo

Yaﷲ mugi maringaken ing sedayane kesaenan ingkang sampun dumawah lan dereng, sami ugi ingkang kula sumerep tuwin ingkang kulo mboten sumerep, lan kulo nyuwun pangreksa saking keawonan ingkang sampun dumawah lan ingkang dereng, sami ugi kula sumerep utawi kula mboten sumerep.

Yaﷲ saestunipun kulo punika apes mugi paring kiat panjenengan dateng kulo, lan saestuneipun kula punika ina mugi paring kamulyan panjenengan dateng kulo, saha kulo punika miskin mugiparing cukup panjenengan dateng kulo. Duh dzat ingkang maha welas asih

Yaﷲ sayektosipun panjenengan punika pirsa dateng punapa ingkang kulo umpetaken lan ingkang kulo lahiraken, mugi nampi panjenengan ing pesaben kulo lan panjenengan punika pirsa dateng hajad kulo, mugi maringi panjenengan ing panyuwun kulo, lan malih panjenengan pirso dateng punapa ingkang wonten ing manah kulo, mugi ngapunten panjenengan ing dosa kulo.

Yaﷲ sampun dadosaken bingahing mungsuh kulo kranten kesusahan kulo, sampun damel awonipin sanak konco kulo dateng kulo, sampun nyampur ngantos kepentingan donya panjenengan dadosaken pokok kaprihatosan kulo, lan sampun nguwasaaken tiyang mboten gadah kawelasan nguwasani dateng kulo, duh dzat ingkang gesang tur jumeneng wonten ing dzatipun piyambak.

Gustiﷲ ingkang nyukupi marang agamaku, gustiﷲ ingkang nyukupi donyaku , gustiﷲ ingkang nyukupi marang barang kang di prihatinaken aku, gustiﷲ ingkang nyukupi ngatasi marang wong wong kang pada pada nganiaya marang aku, ,gustiﷲ ingkang nyukupi brantas wong wong kang pada gawe ala marang aku, ugo ora ana reka daya lan kekuatan kang maedahi kejaba mung           

Yaﷲ saestu masrahaken kulo ing hajat kulo dateng panjenengan senadyan akal kulo apes, sekedik rekadaya kulo, sekedik amal kulo, ugi saget ngajeng ngajeng kulo dateng rahmat panjenengan, pramilo mekaten kulo inggih nyuwun dhateng panjenengan duh dzat igkang nyekapi sedaya perkawis

Yaﷲ mugi dadosaken panjenengan ing kulo dados golonganipun tiyang tiyang kang ahli paring pitedah tur ahli nampi pitedah, sanes golonganipun tiyang tiyang kang sami kesasar tur tukang nyasaraken, lan mugi dados tiyang kang sami merangi satru panjenengan lang mungsuhi tiyang tiyang kang sami nyatru dhateng makhluk panjenengan.

yaﷲ doa punika panjenengan ingkang saget nyembadani lan susah payah punika panjenengan ingkang kapasrahaken, saestune kulo punika saking kagunganﷲ, lan saestu kulo mesti wangsul dateng ngarsaneﷲ, boten wonten reka daya lan kekiyatan namung pitulunganipunﷲ ingkang maha luhur & maha agung.

Yaﷲ kulo nyuwun pangreksa saking awonipun laku lampah kulo, lan saking awonipun sedaya

ingkang awon, boten wonten reka daya lan kekiyatan kejawi pitulunganipun gustiﷲ

Yaﷲ mugi nedahaken panjenengan ing kulo dateng saenipun budi pekerti kranten boten wonten ingkang saget nedahaken dateng budi pekerti ingkang langkung sae kejawi panjenengan, lan mugi nyingkiraken awonipun budi pekerti saking kulo, kranten boten wonten ingkang saget nyingkiraken kejawi panjenengan

Yaﷲ mugi maringaken rizki kang halal dateng kulo, tur boten nyiksa dateng kulo, lan mugi maringi nrima dateng kulo, saking soal rizki ingkang sampun panjenengan paringaken dateng kulo, lan mugi nglampahaken panjenengan dateng kulo ing amal kesaenan ingkang panjenengan kersa nampi amal kulo sebab rizki ingkang halal

Yaﷲ duh dzat ingkang mboten saget mlarat sebab pinten-pinten dosane makluk lan boten saget kekirangan sebab paring pangapunten, mugi maringaken dateng kulo ing barang kang mboten mlarati lan ngirangi panjenengan.

Yaﷲ sayektos kulo nyuwun pangreksa saking gadahing ilmu ingkang boten manfaat lan manah ingkang mboten khusuk saha doa ingkan boten di tampi, ugi nyuwun pangreksa saking hawa nefsu ingkang gadahi bosen.

Yaﷲ sayektos kulo nyuwun pangreksa saking wakotipun manah lan lali, lan katahipun

tanggungan lan nyuwun pangrekso saking asor lan kemlaratan

Yaﷲ sayektos kulo nyuwun pangreksa panjenengan saking icalipun nikmat peparing panjenengan lan pindahipun keslametan ingkang panjenengan paringaken lan saking ngagetaken siksa panjenengan, lan saking sedaya bendu panjenengan

12 Nov 2010

Mesin pemberi Pakan ikan Otomatis Berbasis PLC Mitsubisi Fx0n

BAB I
A. Latar Belakang Masalah  
Dalam Pemeliharaan ikan di aquariuam atau kolam sangat diperhatikan dalam pemberian pakan dengan pertimbangan waktu dan jumlah pemberian pakan terhadap ikan agar ikan dapat tumbuh dengan baik karena ikan membutuhkan makanan teratur dan kontinyu. Memelihara ikan adalah hobi bahkan sudah menjadi bisnis banyak masyarakat yang menggemari dari dulu hingga sekarang, karena kemudahan dalam pemeliharaan dan perawatannya. Hanya saja kesulitan ketika kita harus berpergian hingga memakan waktu yang lama sampai berhari-hari, dan kita akan berpikir bagaimana dengan ikan-ikan peliharaan kita. Bagaimana caranya kita bisa memberi makan ikan-ikan tersebut dengan kontinyu atau terjadwal tanpa harus mengganggu aktivitas kita sehari hari.
Dalam dunia modern dewasa ini. Perkembangan teknologi telah mendesak kehidupan manusia kepada hal yang bersifat otomatis. Otomatisasi disegala bidang tak bisa dihindari, sehingga menggeser penggunaan manual kearah otomatisasi. Pengendali menggunakan PLC Mitsubisi Fx0n yang memiliki kehandalan yang bagus dan bekerja secara skuensial.

B. Batasan Masalah
Pada Tugas Analisis ini masalah dibatasi pada PLC Mitsubisi Fx0n sebagai pengendali Mesin pemberi Pakan ikan dengan timer dan conter untuk pemberian berkala dan batas maksimal pemberian pakan pada ikan.

Tarifikasi dasar

TARIF DASAR LISTRIK
    Apa dasar hukum penetapan TDL 2003 ?
    1.      Undang Undang No.20 Tahun 2002.
    2.      Peraturan Pemerintah No.10/1989, pasal 32 : Harga jual tenaga listrik ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri. Usul harga jual memperhatikan :
        1. Kepentingan rakyat dan kemampuan masyarakat.
        2. Kemudahan industri dan niaga yang sehat.
        3. Biaya produksi.
        4. Efisiensi pengusahaan.
        5. Kelangkaan sumber energi.
        6. Skala pengusahaan dan sistem interkoneksi.
        7. Tersedianya sumber dana untuk investasi.
    3.      Peraturan Pemerintah No.25/2000 , Pasal 8 : Kebijakan harga energi dan penetapan TDL merupakan kewenangan Pemerintah (Pusat )
    Apakah tujuan TDL 2003 ?
    a.       Memperkecil subsidi listrik dengan menata kembali struktur subsidi.
    b.      Mempertahankan kelangsungan pasokan listrik PLN (to keep the light on).
    c.       Mendorong harga jual tenaga listrik secara bertahap menuju nilai
    ke-ekonomi-annya.


    Bagaimana kebijakan TDL 2003 ?
    1. Diberlakukan secara berkala / bertahap setiap triwulan.
    2. Tetap diberlakukan nya tarif waktu beban puncak (WBP) dan tarif di luar waktu beban puncak (LWBP) dengan penetapan faktor K.
    3. Pemberian subsidi bagi pelanggan terarah dengan daya tersambung 450 VA.
    4. Tetap diberlukan nya tarif progresif (sistem blok) untuk menahan pemakaian konsumtif.
    5. Tetap memperhatikan sambungan baru pelanggan golongan R1 dengan daya 450 VA dengan pengaturan kuota.
    Strategi apa dalam TDL 2003 ?
    1. Tarif diupayakan tetap lebih rendah dari tingkat kemampuan bayar (affordability) kelompok pelanggan diukur dengan :
      1. Prosentase pembelanjaan energi untuk pelanggan golongan berpenghasilan rendah.
      2. Biaya energi subtitusi bagi kelompok yang mampu dan pelaku ekonomi.
    2. Mempertahankan competitiveness untuk golongan tarif bisnis dan golongan tarif industri dengan mendorong pemakaian produktif yang lebih efisien.
    3. HPP per kelompok pelanggan dihitung sesuai kontribusinya berdasarkan pola beban hariannya dalam membentuk biaya penyediaan tenaga listrik :
                                                                 a.      Lebih adil.
                                                                b.      Mendorong konservasi energi dan demand side management.
    1. Penerapan konfigurasi posisi relatif tarif antar kelompok pelanggan pada akhir tahun, berdasarkan cakupan/kontribusinya terhadap HPP. (Rasio : tarif rata-rata dibagi dengan HPP untuk masing-masing pelanggan). Dengan pertimbangan :
                                                                 a.      Untuk sosial < industri & komersial < rumah tangga & publik.
                                                                b.      Pelanggan kecil < pelanggan besar.
                                                                 c.      Kenaikan yang sepadan untuk mencapai kondisi akhir yang adil.
                                                                d.      Kemampuan bayar pelanggan listrik.
    1. Penjabaran tarif rata-rata setiap kelompok pelanggan pada setiap tahap kedalam struktur tarif dasar listrik (TDL).
    2. Yang mencakup biaya kapasitas/beban, biaya energi/pemakaian, dengan pertimbangan :
                                                                 a.      Mendorong pemakaian listrik, agar sistem lebih efisien.
                                                                b.      Mendorong pemakaian listrik untuk kegiatan prodiktif.
                                                                 c.      Mengarahkan pemakaian listrik untuk konsumsi agar lebih berhemat/rasional.
    1. Diproses melalaui public hearing.
    2. Pengawasan dilakukan secara independen oleh Pengawas Independen Pelaksanaan TDL (PIP TDL).
    Bagaimana gambaran TDL 2003 ?
    1.      Merupakan kesinambungan dari TDL 2002.
    2.      Bagian dari tahap TDL yang menuju tarif keekonomian pada akhir tahun 2005.
    3.      Struktur / golongan tarif tetap sama seperti TDL 2002.
    4.      Dilaksanakan secara bertahap per triwulan.
    5.      Biaya pemakaian & biaya beban mengalami kenaikan.
    6.      Diberlakukan per 1 Januari 2003.
    Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penyusunan TDL 2003 ?
    1. Azas keadilan dalam memikul beban biaya penyediaan tenaga listrik.
    2. Tidak ada diskriminasi terhadap konsumen pada golongan tarif yang sama.
    3. Mendorong penghematan pemakaian listrik.
    4. Ada proses dengar pendapat dengan publik.



    Apa yang menjadi pertimbangan dengan ditetapkannya TDL 2003 ?
    Hasil rapat dengan pendapat dengan Komisi VIII DPR-RI :
    1.      Menyepakati usulan Pemerintah terhadap kenaikan TDL 2003 sebesar 6 % per triwulan.
    2.      Menetapkan alokasi dana subsidi terarah tahun 2003 sebesar Rp.4,51 triliun khusus bagi pelanggan listrik sampai daya 450 VA untuk pemakaian 60 kWh per bulan.
    3.      Kenaikan TDL harus diikuti peningkatan mutu tenaga listrik dan mutu pelayanan kepada pelanggan.
    Bagaimana cara penetapan perhitungan TDL ?
      1. TDL ditentukan berdasarkan perhitungan revenue requirement (allowable cost + Rol).
      2. Alokasi pembebanan biaya kepada golongan pelanggan mencerminkan prinsip keadilan.
      3. Kenaikan TDL rata-rata yang diharapkan untuk mencapai harga listrik sesuai nilai keekonomiannya secara bertahap. Efisiensi perlu dipertimbangkan sebagai faktor pengurang biaya dalam penetapan TDL.

    Data Kenaikan TDL Juli 2010!

    Pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama-sama dengan komisi VII DPR minus Fraksi PKS dan PDIP telah menyetujui kenaikan TDL yang berlaku per 1 Juli.
    Berikut rincian kenaikan TDL baru yang bakal diterima pelanggan listrik per 1 Juli 2010 mendatang:
    I. Pelanggan Rumah Tangga (R)
    1. Pelanggan R1 daya 1.300VA, rata-rata pemakaian listrik 200 kWh/bln, biaya pokok produksinya Rp1.163 per kWh, TDL sebelum naik rata-rata Rp672 per kWh, rata-rata kenaikan TDL ditetapkan sebesar 18%. Dengan demikian tarif baru yang mulai berlaku per 1 Juli mendatang rata-rata mencapai Rp793 per kwh.
    2. Pelanggan Rumah Tangga R1, daya 2.200 VA, pemakaian listrik rata-rata 355 kwh per bulan, besaran biaya pokok produksi (BPP) Rp1.163 per kwh, TDL rata-rata sebelum naik Rp675 per kwh. Rata-rata kenaikan 18%, sehingga tarif baru sesudah naik rata-rata jadi Rp797 per kwh.
    3. Pelanggan Rumah Tangga R2, daya 3.500 VA sampai dengan 5.500VA, rata-rata pemakaian listrik 636 kwh/bln, BPP mencapai Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp755 per kwh, dengan kenaikan sebesar 18%, maka tarif baru menjadi Rp891/kwh.
    II. Kelompok Pelanggan Kelas Bisnis (B)
    1. Untuk B1, daya 1.300 VA, rata-rata pemakaian 198kwh/bln, BPP Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp685/kwh, naik sebesar 16%, sehingga harga tarif baru menjadi Rp795/kwh.
    2. Untuk B2, daya 2.200 VA-5.500VA. Rata-rata pemakaian 307 kwh/bulan, BPP Rp1.163/kwh, harga sebelum naik Rp782/kwh, naik 16%, tarif sesudah naik menjadi Rp907/kwh.
    3. Untuk B3, di atas 200 KVA, rata-rata pemakaian 212,249, BPP 839/kwh, harga sebelum Rp811/kwh, naik 12%, tarif sesudah naik menjadi Rp908/kwh.
    III. Kelompok Pelanggan Industri (I)
    1. Pelanggan I1, daya 1.300 VA, rata-rata pemakaian 178kwh/bln, BPP 1.163/kwh, tarif sebelum Rp724/kwh, dengan kenaikan 6%, maka tarif baru menjadi Rp767/kwh.
    2. Pelanggan I2, daya 2.200 VA, rata-rata pemakaian 273 kwh per bulan, BPP Rp1.163/kwh, tarif sebelum naik Rp746/kwh, kenaikan 6%, maka tarif sesudah naik menjadi Rp790/kwh.
    3. Pelanggan I3, daya 2.200VA sampai dengan 14 KVA, rata-rata pemakaian 872/kwh/bln, BPP Rp1.163, tarif sebelum naik Rp872/kwh, kenaikan 9%, maka tarif baru menjadi Rp916/kwh.
    4. Pelanggan 14 KVA sampai dengan 200 KVA, rata-rata pemakaian per bulan 11.342, BPP Rp839/kwh, tarif sebelum naik Rp805/kwh, kenaikan 9%, tarif baru Rp878/kwh.
    5. Pelanggan di atas 200 KVA, rata-rata pemakaian per bulan 314.435, BPP Rp 839/kwh, TDL sebelum naik Rp641/kwh, kenaikan 15%, tariff baru menjadi Rp737/kwh.
    6. Pelanggan di atas 30.000, rata-rata pemakaian 16.592.651, BPP Rp718/kwh, tarif sebelum naik 529/kwh, kenaikan 15%, tarif baru menjadi Rp608/kwh. inilah[ad#publisher-branchr-com]